Perbedaan Ishbirū (اصبروا) dan Shābirū (صابروا): QS Ali Imran 200

Table of Contents


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ࣖ ٢٠٠

Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. [QS Ali Imran: 200]

Ayat di atas merupakan penutup surah Ali Imran. Ayat itu memuat empat kata perintah (fi’l amr) yang ditujukan kepada orang-orang mukmin, yaitu iṣbirū, ṣābirū, rābiṭū, dan ittaqū. Dari keempat kata perintah tersebut, dua yang pertama, iṣbirū dan ṣābirū, berasal dari akar kata yang sama. Meski berpangkal pada akar yang sama, keduanya memiliki perbedaan makna spesifik.

Fadlil Shalih al-Samarra’i menjelaskan perbedaan makna antara iṣbirū dan ṣābirū.

  • اِصْبِرُوا: adalah bersabar sebagaimana kita ketahui, seperti bersabar dalam menghadapi musibah, bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, dan bersabar dalam menjauhi maksiat.
  • صَابِرُوا: adalah bersabar dengan level yang lebih tinggi dari اِصْبِرُوا. Bersabar yang diisyaratkan oleh kata ini adalah bersabar yang melebihi kesabaran orang lain. صَابِرُوا adalah perintah untuk menjadi orang yang paling bersabar di antara orang-orang yang sabar.
Ibnu Asyur dalam al-Taḥrīr wa al-Tanwīr menyebutkan bahwa kesabaran dalam kata muṣābarah مصابرة (bentuk masdar dari صابروا) adalah kunci kemenangan dalam peperangan. Ketika musuh memerangi kita dengan sabar, maka kita harus lebih bersabar saat melawan agar memenangkan pertandingan. Kesabaran kita harus melebihi kesabaran mereka. Tidak sekedar bersabar dengan level iṣbirū, tapi harus bersabar dengan level ṣābirū.