Khauf (خوف) dan Ḥuzn (حزن) dalam Al-Qur’an

Table of Contents

Takut dan sedih adalah perasaan manusiawi yang normal dirasakan oleh siapapun. Namun jika kemunculannya berlebihan bisa jadi merupakan pertanda adanya gangguan kecemasan. Rasa takut dan sedih yang berlebihan akan menimbulkan gejala-gejala yang mungkin berpengaruh kepada kualitas hidup dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika seseorang sering merasa takut dan sedih tanpa ada sebab-sebab tertentu, maka mungkin perlu mengupayakan hal-hal yang bisa meminimalisir adanya ketakutan dan kesedihan tersebut sehingga tidak mengganggu aktivitasnya dan tidak menimbulkan gejala perasaan atau suasana hati yang tidak nyaman.

Di dalam Al-Qur’an perasaan takut diungkapan menggunakan khauf, sedangkan sedih diungkapkan menggunakan ḥuzn. Khauf dan ḥuzn adalah dua hal yang berbeda. Dalam beberapa tafsir, para ulama mengartikan khauf sebagai perasaan susah (ghamm) karena sesuatu yang dikhawatirkan akan terjadi, sementara ḥuzn adalah perasaan susah karena sesuatu yang sudah terjadi. Khauf dan ḥuzn sering disebut secara bergandengan dalam Al-Qur’an dengan derivasi yang beragam.

Ada satu klausa dalam Al-Qur’an yang menyebutkan khauf dan ḥuzn secara bersamaan namun dalam derivasi yang berbeda. Khauf disebutkan menggunakan bentuk maṣdar, sementara ḥuzn disebutkan menggunakan bentuk fi’il muḍāri’. Klausa ini muncul dalam beberapa surah Al-Qur’an.

لا خوف عليهم ولا هم يحزنون
Tidak ada kekhawatiran bagi mereka, tidak pula mereka bersedih. 

Klausa ini disebutkan pada beberapa tempat dalam Al-Qur’an, di antaranya: al-Baqarah 38, 62, 112, 262, 27, 277; Ali Imran 170; al-Maidah 69; al-An’am 48; al-A’raf 35, 49; Yunus 62; al-Zumar 61; al-Zukhruf 68; al-Ahqaf 13.

Dalam ungkapan tersebut, khauf berbentuk maṣdar, sementara ḥuzn berbentuk fi’il muḍāri’ (yaḥzanūn). Ungkapan ini memiliki pertalian bentuk dan makna yang presisi. Perbedaan penggunaan bentuk derivasi menunjukkan makna khusus.

Al-Samarra’i dalam Lamasāt Bayānīyah menjelaskan mengapa Al-Qur’an menggunakan لا خوف عليهم dan tidak لا يخافون, hal itu karena keduanya memiliki perbedaan makna yang signifikan.

Ungkapan لا خوف عليهم memiliki arti “tidak ada kekhawatiran atau sesuatu yang ditakutkan dan dikhawatirkan bagi mereka”. Ungkapan ini menunjukkan bahwa sebenarnya mereka orang-orang yang beriman dan beramal saleh tidak ada sesuatu yang dikhawatirkan bagi mereka. Mereka terjamin kehidupannya di dunia dan di akhirat. Hal ini bukan berarti mereka tidak memiliki perasaan takut. Mereka adalah manusia biasa yang juga merasakan takut. لا خوف عليهم memiliki makna لا يخشى عليهم خطر, tidak ada bahaya yang dikhawatirkan bagi mereka. Tentu ungkapan ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa mereka tidak merasa takut. Sebagai manusia mereka acap kali merasakan takut sebagai bagian dari perasaan manusiawi. Sama halnya sebagian kita mungkin takut saat menaiki pesawat terbang, namun jika seat belt sudah terpasang, kita sudah mematuhi peraturan di dalam pesawat terbang, maka لا خوف علينا, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi dari perjalanan kita. Sekalipun kita masih merasakan takut, tapi secara faktual sudah tidak ada yang berbahaya. Dan ini yang dimaksud oleh Al-Qur’an melalui ungkapan tersebut: Orang-orang yang beriman dan beramal saleh mungkin merasa takut, tapi mereka mendapat jaminan aman dari Allah swt.

Berbeda dengan ungkapan لا يخافون yang memiliki arti “mereka tidak takut”. Ungkapan ini menunjukkan bahwa mereka memang tidak takut, namun sebaliknya sekalipun mereka tidak takut, tapi belum tentu mereka terjamin dari bahaya. Seperti anak kecil yang belum memahami benda-benda berbahaya. Ketika misalkan ada ular tiba-tiba datang, anak kecil mungkin tidak takut (لا يخاف), dan mungkin menganggapnya mainan, namun secara faktual mereka dalam keadaan bahaya.

Orang yang bertakwa kepada Allah dan beramal saleh, mereka tetap sebagai manusia biasa. Dalam kehidupan sehari hari mungkin merasakan perasaan-perasaan takut dan khawatir. Perasaan takut adalah perasaan manusiawi yang tidak bisa sama sekali dihilangkan oleh siapapun, bahkan oleh mereka yang beriman dan bertakwa sempurna.

Berbeda dengan sedih yang diungkapkan menggunakan ولا هم يحزنون, “dan mereka tidak bersedih”. Bersedih di sini adalah bersedih atas sesuatu yang sudah berlalu dan sudah terjadi. Mengapa diungkapan menggunakan ولا هم يحزنون dan tidak ولا حزن? Karena orang-orang yang bertakwa, beriman dan beramal saleh secara sempurna memang tidak akan bersedih atas apa yang sudah menimpa mereka. Mereka tidak akan menoleh ke belakang; tidak akan meratapi sesuatu yang sudah berlalu, betapapun berharganya sesuatu itu.

Kemudian, siapa saja orang-orang yang mendapatkan predikat لا خوف عليهم ولا هم يحزنون? Predikat ini disematkan kepada beberapa golongan yang disebutkan di dalam Al-Qur’an, yaitu:

  • Beriman dengan benar kepada Allah dan hari akhir
  • Konsisten dalam amal saleh
  • Menjalankan ibadah utama seperti salat dan zakat
  • Bertakwa dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah
  • Siap berkorban dan berjihad di jalan-Nya
  • Beramal saleh dan menebar kebaikan di muka bumi

·       الذين آمنوا وعملوا الصالحات.

·       الذين اتقوا الله في السر والعلن.

·       الذين ينفقون أموالهم في سبيل الله.

·       الذين يقيمون الصلاة ويؤتون الزكاة.

·       الذين يستقيمون على أمر الله.

·       الذين لا يتبعون ما أنفقوا منًا ولا أذى.

·       الذين يتبعون هدى الله.

·       الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا.